Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), unit usaha PT Pertamina (Persero), resmi mengelola blok minyak terbesar kedua di Indonesia, Blok Rokan, Riau pada Senin, 9 Agustus 2021. Proses alih kelola dari operator sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia, kepada PHR ini dinilai berjalan mulus dan tidak mengganggu produksi minyak blok ini, sehingga tak ayal proses pengalihan operator Blok Rokan ini akan dijadikan model panutan (role model) untuk skema pengalihan operator blok migas lainnya di masa mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam Program Energy Corner Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (12/08/2021). Tutuka mengatakan, sembilan isu utama dari proses transisi blok ini berjalan baik hingga 100%.
Hal ini juga termasuk proses pengalihan Teknologi Informasi (IT), perizinan, serta lebih dari 2.000 tenaga kerja yang dipindahkan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PHR. Seperti diketahui, Pertamina menyebut 2.689 karyawan Chevron telah bergabung menjadi karyawan PHR. “Sampai proses transisi kemarin berjalan mulus karena kedua belah pihak melaksanakan transisi dengan seamless (mulus), kita lihat berjalan mulus. Tapi menuju sana banyak hal yang dilakukan, ada sembilan item yang dibahas dan alhamdulillah berjalan lancar,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/08/2021). “Jadi kalau dibilang sebagai role model ini saya setuju karena kerja sama yang baik dari dua belah pihak antara Chevron dan Pertamina. Kami dari pemerintah mendukung ini. Kami dukung alih kelola yang lancar, aman,” paparnya. Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Z. Yunus. Taslim mengatakan, proses transisi ini bisa dijadikan contoh terbaik yang pernah dilakukan Indonesia, dalam pengalihan pengelolaan lapangan migas.
“Hal ini tidak hanya disampaikan Presdir Chevron Pacific Indonesia, tapi juga Dirut Pertamina juga bilang hal serupa. Ini merupakan role model, harus kita pertahankan ke depan. Ini contoh terbaik yang pernah kita lakukan,” jelasnya, dalam kesempatan yang sama. Adapun sembilan item transisi itu antara lain transisi/ migrasi data teknis dan operasional, operasi pemboran sumur, lalu chemical Enhanced Oil Recovery (EOR), manajemen kontrak termasuk untuk pengadaan material, lalu pasokan listrik, uap dan gas ke Blok Rokan, lalu isu ketenagakerjaan, teknologi informasi, perizinan dan prosedur operasi, hingga pemulihan fungsi lingkungan hidup.