TEMPO.CO, Jakarta – Hoaks virus corona membuat masyarakat panik membeli hand sanitizer. Padahal, penggunaan pembersih tangan berlebih berbahaya bagi kesehatan.
Dr. Clarin Hayes, Youtube Creators for Change Ambassador, mengatakan tenaga medis menilai sampai saat ini belum ada satu pun metode pengobatan yang terbukti bisa menyembuhkan virus corona jenis COVID-19. Dia menyebut, yang penting dalam penanganan COVID-19 adalah menjaga sistem kekebalan tubuh.
“Jaga kebersihan, cuci tangan, tapi juga harus diingat tidak perlu setiap jam, atau setiap 5 menit sekali. Tangan bisa kering sementara kulit butuh kelembaban,” katanya.
Dia menegaskan standar cuci tangan yang sehat adalah penggunaan air bersih mengalir dan sabun. Penggunaan hand sanitizer sebenarnya hanya saat tidak ada sabun dan sumber air mengalir. Oleh sebab itu, Clarin pun menilai kepanikan publik atas virus corona dengan membeli hand sanitizer justru tindakan yang tidak masuk akal.
“Hand sanitizer ini pelengkap jika tak ketemu air dan sabun, itu baru boleh. Tapi, kalau menumpuk hand sanitizer tidak rasional karena kalau terlalu sering dipakai hand sanitizer bisa membunuh kuman baik di tangan. Ini harus dijaga keseimbangannya,” ujar Clarin.
Dia juga menambahkan, untuk menjaga kekebalan tubuh setiap orang juga harus mampu menjalankan etika bersih dan batuk yang sehat. Misalnya, saat batuk atau bersin wajib menggunakan tisu atau sapu tangan. Jika tidak ada, posisi bersin harus ditutup dengan lengan.
Clarin pun menambahkan pentingnya masyarakat sadar dalam mengakses informasi yang akurat guna mencegah penyebaran hoaks virus corona. Dia menyarankan tenaga medis, misalnya, juga perlu melakukan edukasi dengan memberikan sumber yang valid kepada publik, misalnya dari WHO atau CDC.
“Kalau tidak akurat ini bahaya, kita lakukan bersama mencegah teror informasi,” tuturnya.
Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1317379/saran-membersihkan-tangan-yang-tepat-dari-dokter