Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi akan melakukan kajian teknis dan kesiapan infrastruktur menyambut rencana pemerintah yang akan menutup kran ekspor gas ke Singapura pada 2023.
Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio pihaknya akan mengkaji aspek teknis yang menyangut kesiapan infrastruktur pipa gas yang akan menyalurkan pasokan gas itu untuk kebutuhan domestik.
“[Saat ini] Belum ada kajian yang mendalam tentang kesiapan infrastruktur. Apabila sudah terkonfirmasi, BPH Migas akan segera siapkan kajian detail tentang hal tersebut,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (14/2/2020).
Adapun, Jugi menilai untuk serapan gas yang diekspor ke Singapura sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), Pulau Jawa masih menjadi penyerap yang potensial, mengingat besarnya area industri.
“Demand di Jawa Barat lebih potensial. Namun jaringan pipa ke arah Jawa Barat perlu dikaji ulang dari segi keteknikan seperti diameter, kapasitas dan sebagainya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPH Migas Fansurullah Asa mengatakan bahwa dengan disetopnya ekspor ke Singapura, maka perlu adanya pasar yang menyerap. Untuk itu, pihaknya tengah berupaya menyiapkan infrastruktur melalui pembangunan jaringan pipa transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi (WJD).
Ifan menjelaskan bahwa hingga saat ini sebanyak 193 kabupaten WJD belum dilakukan lelang karena masih terganjal oleh rencana induk dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Langkah pengembangan jaringan gas bumi melalui lelang WJD masih harus menunggu terbitnya Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN).
“Program ini belum terlaksana optimal karena belum ada revisin induk, kami harapan Pimpinan Komisi VII DPR mendorong Menteri ESDM untuk mendorong RIJTDGBN kami 2020—2028,” katanya dalam rapat dengar pendapata bersama Komisi VII DPR belum lama ini.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif pada rapat kerja dengan komisi VII DPR RI mengatakan bahwa pasokan gas ke Singapura yang akan berakhir pada 2023 akan dialihkan untuk kebutuhan dalam negeri.
Keputusan itu untuk memastikan memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.
“Gas masih banyak di Sumatra, pasokan ke Singapura berakhir 2023 akan kami tarik ke dalam negeri,” tutur Arifin.
Adapun, Saat ini, gas bumi yang berasal dari Blok Corridor, dialirkan ke Singapura sebesar 300 mmsfcd. Gas bumi yang dialirkan ke Singapura, dimulai sejak 12 September 2003 hingga 12 September 2023 dan dikelola oleh PT Transportasi Gas Indonesia (TGI).
Berdasarkan laporan kinerja bisnis PT Transportasi Gas Indonesia 2018, dalam kurun 2015 – 2018 pasokan gas yang melintas melalui jaringan Grissik – Singapura sebesar 405,8 mmscfd – 414,2 mmscfd dengan tingkat utilitas berkisar 87 persen – 89 persen.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200214/44/1201617/berakhirnya-ekspor-gas-ke-singapura-bph-migas-berhitung-kesiapan-teknis-dan-infrastruktur