JAKARTA – Pemerintah menargetkan studi kelayakan pekerjaan teknik dan desain (prefront end engineering and design/FEED) proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) Gendalo-Gehem selesai bulan depan.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, setelah pre-FEED selesai, Chevron akan mengajukan revisi rencana pengembangan (plan of development/POD).
”Mereka janji akan menyelesaikan pre-FEED bulan depan. Mereka janji akan mempercepat targetnya, Juni selesai,” kata dia di Kementerian ESDM Jakarta.
Dia meminta, pekerjaan pre-FEED serta proses rekayasa, pengadaan, dan konstruksi dilakukan oleh kontraktor yang sama. Menurut dia, jika hal itu dilakukan oleh kontraktor yang sama, pengerjaannya akan lebih cepat dan tepat waktu. ”Saya optimistis first gas 2023,” kata dia.
Di sisi lain, Chevron juga berminat mengelola kembali Blok Rokan. Selain Chevron sebagai kontraktor eksisting, PT Pertamina (Persero) juga tertarik. Perusahaan pelat merah tersebut telah mengajukan proposal kepada Kementerian ESDM.
”Pertamina sudah mengajukan pengelolaan Blok Rokan. Namun, saat ini mereka sedang melihat datanya,” ujar Arcandra.
Menurut Arcandra, jika Pertamina berminat ingin mengelola Blok Rokan harus mengikuti aturan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 23/2018 Menteri ESDM dapat menetapkan empat skema pengelolaan blok migas setelah dievaluasi.
Skema tersebut, antara lain perpajangan kontrak kerja sama untuk kontraktor, pengelolaan wilayah kerja yang kontrak kerja samanya berakhir oleh Pertamina, pengelolaan bersama antara kontraktor yang sudah ada dan Pertamina dan yang terakhir dilakukan proses lelang. ”Kalau Pertamina berminat, silakan,” kata dia.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, Kementerian ESDM membuka peluang untuk membuka skema lelang dalam menentukan pengelolaan Blok Rokan. Proses lelang dilakukan untuk memilih kontraktor yang bisa memberikan manfaat terbesar. (Nanang Wijayanto)