Arcandra Beberkan 3 Jurus Percepatan Energi Baru Terbarukan

Cyber attack ‘Wake-Up Call’ Puts Pipeline Industry in Hot Seat
April 10, 2018
Menteri ESDM Hapus Batas Atas Pembayaran Bonus Tanda Tangan
May 17, 2018

Arcandra Beberkan 3 Jurus Percepatan Energi Baru Terbarukan

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan ada kendala yang dihadapi untuk memprcepat realisasi energi baru terbarukan (EBT), terutama menyangkut inovasi teknologi.

Dalam seminar bertema ‘Percepatan Realisasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi: Masalah dan Solusi’, di Kampus ITB, Kota Bandung, Arcandra mengungkap berbagai fakta menarik.

Menurutnya ada tiga pilar yang harus diperhatikan untuk mendorong percepatan realisasi EBT di Indonesia. Pertamaadalah sistem dan bisnis proses, kedua pengembangan human capital dan ketiga adalah pengembangan teknologi.

“Kalau mau percepatan bisnis proses harus transparan, human capital harus mumpuni dan ketiga adalah teknologi. Karena kalau tidak ditunjang teknologi maka percepatan kemungkinan akan pelan,” katanya, di Kampus ITB, Kota Bandung, Selasa (15/5/2018).

Namun sayangnya, dia melihat ada masalah yang selalu menghambat lahirnya sebuah inovasi untuk menunjang terwujudnya EBT. Menurutnya di Indonesia terlalu kaku sehingga inovasi sering kali gagal di tengah jalan.

Menurutnya, kata dia, dalam pengembangan teknologi harus ada kebebasan. Apalagi, lanjut dia, dalam membuat inovasi selalu menemui kegagalan. Kegagalan itu jangan sampai menjadi perkara hukum sehingga menimbulkan ketakutan para inovator.

“Pengembangan teknologi harus ada kebebasan. Untuk menciptakan teknologi pasti menemui kegagalan. Jangan kegagalan itu masuk ranah kriminal,” katanya.

Hal itulah, kata dia, yang menghambat lahirnya inovasi di Indonesia. Karena, lanjutnya, setiap apa yang akan dikerjakan perlu cantolan hukum yang bisa menaunginya.

“Tapi itulah kita, di Indonesia semua tidak boleh kecuali disuruh. Kenapa kita sangat takut sekali kalau membuat sesuatu tidak ada cantolan hukumnya tidak ada yang berani (berinovasi). Kalau ini terus terjadi kapan kita mau maju,” ujarnya.

Dia kemudian membandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Bahkan, kata dia sejumlah orang mampu menghasilkan inovasi yang mampu mengubah peradaban dunia.

Contohnya saja, sebut dia, Steve Jobes, Marc Zukenberg, Bill Gates berhasil mengubah peradaban dunia berkat inovasi yang dilakukannya. Mereka dengan bebas berkreasi tanpa perlu menunggu lahirnya aturan terlebih dulu.

“(Kita ingin) percepatan EBT, tapi di sisi lain aturan kita semua tidak boleh kecuali disuruh,” ujarnya.

Meski begitu, pihaknya juga tetap berupaya untuk mewujudkan EBT demi kesejahteraan warga Indonesia. Salah satunya melalui program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

Melalui program ini, warga masyarakat di daerah terpencil seperti Papua Barat bisa tetap menikmati listrik dengan bantuan panel surya. Program ini telah berjalan, bahkan pada 2017 realisasinya telah mencapai 79.556 rumah di lima provinsi.

Tahun ini, lanjut Arcandra, target realisasinya bisa mencapai 175.782 rumah di lima belas provinsi dan 2019 sebanyak 150.000 rumah.

“Untuk merekalah nawacita Pak Presiden membangun dari pinggiran membagikan gratis lampu tenaga surya hemat energi,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota IV BPK RI Rizal Djalil menyatakan realisasi energi baru terbarukan harus dipercepat. Apalagi Indonesia memiliki banyak sumber potensi EBT. Mulai dari hydro, surya dan panas bumi.

Tapi memang semua potensi itu belum tergali secara efektik. Dari data yang dimilikinya, potensi energi hydro sebesar 75 GW+19,3 GW, naum realisasinya baru PLTA 5,124 GW, PlTmH 0,173 GW (1,19 persen).

Kemudian potensi energi surya sebesar 207,8 GWp, namun realisasinya baru sebesar 0,086 GWp (0,02 persen). Terakhir potensi energi panas bumi sebesar 11,0 GW tapi realisasinya baru 1,69 GW atau 0,38 persen.

“BPK berpendapat energi baru terbarukan harus dilakukan percepatan realisasinya,” ujar dia.

Tapi, dia mengakui hal itu tidaklah mudah. Pola pikir masyarakat yang masih memilih energi konvesional menjadi salah satu kendalanya.

“Memang persoalan untuk pindah tidak bisa seketika apalagi ada persoalan interest. Dan kita tidak bisa menampikan di belakang batubara ini (ada siapa). Tapi bagaimana energi kedepan ini harus bisa menjadi motor penggerak (pembangunan),” ucapnya.
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya. (hns/hns)

Sumber: https://finance.detik.com/energi/d-4021914/arcandra-beberkan-3-jurus-percepatan-energi-baru-terbarukan


Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/iapm2572/public_html/wp-content/themes/DOT/includes/content-single.php on line 285
Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *